Buku Menyelami Telaga Kebahagiaan: Istirahat yang Cukup itu Hak Tubuh Manusia

Untitled-design-5-750x375

Penulis: Zahra Amin dkk
Jumlah halaman: 324 Halaman
Penerbit: Mubadalah.id—Yayasan Fahmina Cirebon, 2021
Cetakan 1: Agustus 2021

SUPI.id – Dua minggu ini saya tengah asik membaca buku Menyelami Telaga Kebahagiaan bersama 20 Ulama Perempuan. Buku ini merupakan tulisan 20 santri yang mengikuti ngaji kitab Mambausa’adah Karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir.

Sebagian besar yang saya tangkap dari isi buku Menyelami Telaga Kebahagiaan ialah tentang hak-hak tubuh manusia. Di antaranya ialah hak tubuh atas istirahat yang cukup. Tema ini dituliskan dengan sangat lengkap oleh penulis bernama Hifni Septina Carolina.

Tema ini menurut saya sangat relate banget sama anak muda. Di mana anak muda banyak yang suka bergadang atau tidak tidur semalaman. Entah itu nonton drakor, scroll TikTok sampe subuh, mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain.

Sekali dua kali mungkin tidak apa-apa, tetapi jika sudah menjadi kebiasaan ini sangat mengancam pada kesehatan tubuh. Itulah mengapa Islam menganjurkan kita untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan cara beristirahat dengan cukup.

Tiga Manfaat Tidur bagi Tubuh

Seperti halnya yang Ibu Nyai Muflihah Wijayanti sampaikan dalam mengkaji kitab Manbausa’adah dalam program ngaji ramadhan Mubadalah  bahwa tidur atau istirahat mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, di antaranya ialah:

Pertama, tidur akan membuat kita memiliki kulit yang segar dan tidak kusam. Mengapa bisa begitu?. Karena saat kita tidur otak akan menghasilkan hormon untuk proses pertumbuhan dan regenerasi jaringan atau sel. Sehingga jika ada otot-otot yang nyeri, akan segera pulih ketika bangun tidur. Produksi kolagen yang ada pada kulit kita juga meningkat saat kita tidur.

Kedua, membantu otak untuk berkonsentrasi serta membuat akal tetap sehat dan bisa berpikir jernih. Untuk membantu otak berkonsentrasi dan menjaga pemikiran jernih, kita bisa melakukan dengan lima teknik. lima teknik tersebut di antaranya:

Pertama, teknik menjernihkan pikiran. Teknik ini bermula dari hati, oleh karena itu jika hati kita jernih, otomatis pikiran pun jernih. Dan untuk menjernihkan pikiran, perlu menjernihkan hati terlebih dahulu. Hal ini bisa dilakukan dengan menarik napas dalam-dalam, bermeditasi, atau melakukan sesuatu yang membuat rileks.

Kedua, menggunakan otak. Otak dapat bekerja dengan maksimal ketika kita dapat mengatasi emosi negatif. Oleh karena itu dalam hal ini kita bisa mencobanya dengan berpikir sistematis, pemecahan masalah, pemetaan pikiran, dan berbagai teknik berpikir kreatif lainnya.

Ketiga, teknik mengonsumsi makanan bergizi, hal ini bisa kita ambil dari makanan empat sehat, lima sempurna seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging, dan ikan.

Keempat, teknik berolahraga secara teratur. Olahraga merupakan hal yang tidak kalah penting dari teknik sebelumnya. Olahraga juga dapat membuat tubuh kita menjadi sehat.

Lalu yang terakhir, adalah teknik istirahat. Beristirahat dan bersantai dapat membantu menyegarkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi. Makanya enggak heran kalau aktivis kesehatan mental tuh selalu menyarankan kita untuk beristirahat sejenak atau rehat dari aktivitas kita, tujuannya supaya kita mudah lelah dan stres.

Istirahat yang Cukup adalah Hak Tubuh

Selain pemaparan materi Ibu Nyai Muflihah, sesi tanya jawab yang disertakan dalam tulisan tersebut juga menurut saya menarik. Sebab pertanyaan dan jawabannya sangat sederhana, tapi sangat mewakili saya sebagai anak muda yang punya kebiasaan mengabaikan hak tubuh sendiri.

Di sesi tanya jawab itu ada beberapa santri yang ikut ngaji bertanya pada Ibu Nyai Muflihah. Begini kira-kira pertanyaannya “Ibu bergadang untuk mengerjakan tugas kuliah itu tetap melanggar hak tubuh untuk beristirahat yang cukup gak sih?.”

Ibu Nyai Muflihah menjawabnya dengan sangat cerdas, begini katanya “Tubuh adalah sesuatu yang hidup, sehingga dia punya hak untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Dengan begitu, kita harus mampu mengatur ritme hidup kita, supaya tidak merampas hak tubuh kita untuk beristirahat. Itulah pentingnya mengatur skala prioritas dalam hidup kita.”

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah “Bagaimana jika seseorang mengalami kesulitan tidur (imsomnia) apakah juga melangga hak tubuh untuk beristirahat dengan cukup?.”

Lagi-lagi Ibu Nyai Muflihah menjawabnya dengan sangat mengagumkan, kata beliau orang yang punya penyakit susah tidur itu ternyata saat ini banyak sekali, apalagi jika kita punya kebiasaan over thingking. Tapi semua ini bisa kita atasi salah satunya dengan mendengarkan musik relaksasi, yoga, meditasi atau dengan merapalkan dzikir-dizkir.

Tips semacam ini terlihat sangat sederhana, namun ternyata punya manfaat yang sangat besar. Dengan begitu, menurut saya bisa juga kita coba, supaya penyakit sulit tidur bisa kita atasi sedikit demi sedikit. []